Burung merpati di madinah

Saya mendengar salah seorang yang naik haji berkata: bahwa semua burung merpati yang ada di Madinah Munwarah bila ajalnya sudah dekat, maka akan terbang menuju Makkah Mukkarramah dan terbang membelah langit ka’bah yang mulia sebagai bentuk perpisahan, kemudian burung itu akan mati setelah terbang sejauh beberapa mil. Apakah ini benar atau tidak?

Jawaban
Burung merpati yang ada di Madinah ataupun di Makkah tidaklah memiliki keistimewaan tersendiri dibanding burung-burung merpati lainnya, melainkan ketidakbolehan memburu dan mengusirnya bagi jama’ah haji atau umrah atau yang lainnya selama ia berada di dalam batasan haram mekkah atau haram madinah. 

Jika burung itu berada di luar batasan diatas maka diperbolehkan memburunya bagi orang yang tidak sedang melakukan ihram haji ataupun umrah, sama halnya dengan binatang buruan lainnya. Hal itu berdasarkan keumuman firman Allah:
يا أيها الذين آمنوا لا تقتلوا الصيد و أنتم حرم
“wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu membunuh binatang buruan sedangkan kamu dalam keadaan ihram”  [Q.S. al-Maidah : 1]

Dan juga berdasarkan keumuman sabda Nabi shallallahu alahi wassalam
إنّ الله حرم مكة فلم تحل لأحد قبلي و لا تحل لأحد بعدي و إنما أحلت لي ساعة منْ نهار لا يختلى خلاها ولا يعضد شجرها ولا ينفر صيدها .....
Sesungguhnya Allah mengharamkan Mekkah dan tidak dihalalkan bagi seorang pun sebelumku dan tidak akan dihalalkan juga bagi seorangpunsesudahku, hanya saja hal itu dihalalkan bagiku pada satu waktu di siang hari, tidak boleh di pungut barang pungutannya, tidak boleh diusir (diburu) binatang buruannya”. [H.R. Bukhari]

Dan berdasarkan sabda beliau:
إن إبراهم حرم مكة و إني حرمت المدينة ما بين لابتيها لا يقطع عضاهها ولا يصاد صيدها
“sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Mekkah dan aku telah mengharamkan Madinah daerah antara dua bukitnya tidak boleh dipotong pohonnya dan tidak boleh diburu binatang buruannya”. [H.R. Luqman : 34]

orang yang mengatakan bahwa merpati madinah jika ajal telah dekat ajalnya dia akan terbang menuju Makkah dan lewat diatas Ka’bah, sesungguhnya dia telah mengatakan sesuatu tanpa dalil; tidak ada yang mengetahui ajal selain Allah.
وما ندري نفس بأي أرض تموت
“dan tidak ada satu jiwapun mengetahui dimana ia akan mati” [Q.S. Luqman : 34]

Ungkapan perpisahan dengan Ka’bah bagi orang yang menunaikan ibadah haji atau umrah ialaha dengan thawaf wada’. Sangkaan bahwa merpati Madinah mengetahui ajalnya telah dekat, lalu mengucapkan selamat tinggal kepada Ka’bah hanyalah Wahm yang tidak benar, mustahil dimunculkan oleh orang yang berilmu dan takut kepada Allah. Wallahu a’lam
Sumber majalah Qiblati edisi 04 tahun VIII
terima kasih telah membaca artikel ini tentang "Burung merpati di madinah"

baca juga
hukum menyontek

3 komentar: