Sholat jenazah di kuburan

Apakah nabi shallallahu alahi wassalam pernah melakukannya?

Jawaban

Rasullallah shallallahu alahi wassalam pernah melakukan sholat jenazah di kuburan seorang wanita yang meninggal pada malam hari, ketika tidak diberi tahu oleh para sahabat. Dalam hadist yang muttafaqun ‘alahi diterangkan:

عن أبي هريرة أنّ امرأة سوداء كانت تقم المسجد ففقدها رسول الله فسأل عنها فقالو: مات. قال: أفلا كنتم آذنتموني. قال: فكأنهم صغروا أمرها – أو أمره – فقال: دلوني على قبرها. فدلوه فصلى عليها
Dari abu hurairah radhiallahu anhu (beliau mengatakan) bahwa ada seorang wanita berkulit hitam yang biasa menyapu masjid. Tiba-tiba rasullallah tidak (lagi)menjumpainya, lantas beliau shallallahu alahi wassalam menanyakan mereka (para sahabat) mereka menjawab: “dia telah mati.” Nabi bertanya: “mengapa kalian tidak memberitahu ku? (perawi berkata: “seakan-akan mereka menganggap kecil urusannya.”) tunjukkan kepadaku dimana kuburannya.” Mereka menunjukkannya. Lalu nabi shallallahu alahi wassalam melakukan sholat jenazah di kuburan.” (HR. Al-bukhari: 446 dan muslim: 956)

Sholat jenazah di kuburan

Para ulama sependapat tentang sunnahnya sholat jenazah di kuburan secara umum. Hanya, mereka berbeda pendapat tentang syarat dan berapa waktu yang dibolehkan untuk sholat jenazah di kuburan. (lihat permasalan ini secara lengkap dalam Taudhihul Ahkam 2/509)

Mazhab Hanafi dan maliki membolehkan sholat jenazah di kuburan selama belum berubah jasadnya tanpa dibatasi waktu. Penentuan (berubah atau tidak )nya dikembalikan kepada orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam hal ini sebab kondisi mayat berbeda-beda sesuai dengan musim dan tempatnya.Mazhab Syafi’ membolehkan sebatas waktu bulan saja, selebihnya hukumnya haram.

Ibnu qoyyim rahimahullah berkata: “rasullallah shallallahu alahi wasalam melakukan sholat jenazah di kuburan setelah 3 hari penguburannya, bahkan pernah satu bulan setelah penguburan. Akan tetapi, Nabi shallallahu alahi wassalam tidak membatasi waktu tertentu (dibolehkannyasholat jenazah di kuburan).”

Pendapat yang lebih kuat adalah disyariatkannya sholat jenazah di kuburan bagi orang memang sepatutnya menyolati jenazah yang hadir dan orang tersebut termasuk yang diperintahkan sholat jenazah ketika mayat masih belum dikubur. Apabila seseorang tidak termasuk yang diperintahkan sholat jenazah yang hadir maka tidak disyariat kan sholat jenazah dikuburnya. Misalnya orang yang tidak mengetahui kabar kematian seseorang yang seandainya dia tahu pasti akan ikut menyolati jenazahnya, atau orang yang tertinggal jenazah dan mayat terlanjur di kuburkan, maka disyariat kan baginya menyolati jenazahnya di kuburan. Pendapat ini dikuatkan oleh kondisi Nabi shallallahu alahi wassalam yang tidak sholat di kuburan setiap kali melewati kuburan, wallahu a’lam

Sumber majalah al-furqon edisi 6 tahun VIII 

Tidak ada komentar: